Resensi Novel Hujan Tere Liye
Siapa saja nih, kamu disini yang sudah tuntas membaca novel Hujan karya Tere Liye.
Hujan merupakan salah satu rekomendasi bacaan yang bisa kamu tambahkan dalam daftar koleksi novel yang dimiliki.
Selain itu, Hujan juga menjadi salah satu novel best seller yang berhasil dituliskan oleh salah satu penulis kondang Indonesia tersebut.
Bagi kamu yang masih belum membaca novel yang satu ini tidak perlu khawatir.
Kali ini Penggemar Buku akan membahas secara lengkap resensi novel Hujan karya Tere Liye tersebut.
Oleh sebab itu, pastikan untuk membaca hingga bagian akhir agar kamu bisa memahami tentang novel Hujan ini secara keseluruhan, ya.
Daftar Isi
ToggleIdentitas Novel Hujan
Berikut ini identitas lengkap dari novel Hujan karya Tere Liye.
1. Judul novel: Hujan
2. Penulis: Tere Liye
3. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Tebal buku: 20 cm
5. Jumlah halaman: 320 halaman
6. Tahun terbit: 2016
7. ISBN: 978-602-03-2478-4
Sinopsis Novel Hujan Karya Tere Liye
Hujan merupakan salah satu novel dengan genre science fiction atau sci-fi yang dituliskan oleh Tere Liye.
Cerita dalam novel ini mengambil latar waktu 2042 hingga 2050 di masa depan.
Pada periode waktu tersebut, dunia sudah mengalami kecanggihan dalam berbagai hal, salah satunya di sektor teknologi.
Situasi ini membuat manusia merasakan kemudahan berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat tersebut.
Hujan mengisahkan tentang percintaan dan perjuangan hidup dari tokoh utama, yakni seorang perempuan yang bernama Lail.
Lail diceritakan sudah menghadapi cobaan hidup semenjak dirinya kecil.
Pada usia 13 tahun, Lail sudah menjadi seorang anak yatim piatu yang ditinggal oleh kedua orang tuanya.
Nyawa orang tua Lail hilang ketika bencana gunung meletus dan gempa dahsyat menghancurkan kota tempat dia tinggal.
Beruntung dirinya berhasil diselamatkan oleh laki-laki berusia 15 tahun bernama Esok.
Keduanya pun tumbuh seperti saudara kandung dan hidup bersama di pengungsian.
Setahun berselang, pemerintah memutuskan untuk menutup pengungsian tersebut.
Hal ini membuat Lail dan Esok harus berpisah. Lail melanjutkan hidup di panti sosial. Sementara itu, Esok diangkat menjadi anak oleh keluarga kaya.
Di panti sosial ini, Lail bertemu dengan seorang teman baru yang juga menjadi sahabatnya, yakni Maryam.
Meskipun demikian, Lail masih merindukan kehadiran Esok di sisinya. Mereka pun kerap kali bertemu setidaknya satu kali dalam sebulan.
Akan tetapi, intensitas pertemuan ini mulai berkurang setelah Esok harus meneruskan pendidikannya di ibu kota.
Alhasil, Lail dan Esok hanya bisa bertemu pada saat libur semester saja.
Akhirnya Lail bersama Maryam memutuskan untuk mencari aktivitas yang bermanfaat.
Mereka pun mendaftarkan diri sebagai relawan di salah satu organisasi yang ada.
Kesibukan ini perlahan-lahan membuat intensitas pertemuan antara Lail dan Esok semakin berkurang.
Di sisi lain, Esok tengah mengerjakan sebuah proyek kapal luar angkasa yang bisa membawa setiap orang untuk meninggalkan bumi.
Bencana alam yang pernah terjadi dulunya membuat situasi bumi tidak stabil. Situasi ini dikhawatirkan akan mendatangkan bencana yang lebih besar lagi di masa yang akan datang.
Proyek ini berhasil selesai sesuai dengan yang direncanakan. Meskipun demikian, masalah muncul karena tidak setiap penduduk bumi bisa diangkut dengan menggunakan pesawat tersebut.
Setiap penduduk akan dipilih secara random agar bisa ikut dalam penerbangan tersebut.
Esok sudah memiliki dua tiket dari pesawat tersebut dan memberikannya kepada Lail.
Masalah muncul setelah wali kota yang merupakan keluarga yang mengangkat Esok sebagai anak mendatangi Lail untuk meminta tiket tersebut agar diberikan kepada anaknya.
Lail pun menunggu keputusan dari Esok apakah tetap bisa berangkat menaiki pesawat tersebut.
Akan tetapi menjelang waktu keberangkatan, dirinya masih belum mendapatkan kabar dari Esok.
Akhirnya Lail memutuskan untuk masuk ke ruangan modifikasi ingatan agar bisa menghilangkan semua kenangan yang ada di pikirannya.
Padahal di sisi lain Esok tengah mengurus proses pemindahan data sehingga tidak bisa mengabari Lail.
Situasi inilah yang menjadi daya tarik utama dalam novel Hujan, apakah Lail akan melupakan Esok beserta kenangan manis mereka di masa lampau?
Ulasan Novel Hujan
Setiap karya tulis pasti memiliki kelebihan maupun kekurangannya tersendiri.
Sebab, setiap pembaca tentu akan memiliki perspektif tersendiri terkait karya tulis yang sedang mereka baca.
Baca Juga: Resensi Novel Biografi Buya Hamka Karya Ahmad Fuadi
Begitu pun dengan novel Hujan karya Tere Liye. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang mungkin akan kamu temukan ketika membaca novel ini.
1. Kelebihan
Berikut beberapa kelebihan yang bisa kamu dapatkan ketika membaca novel Hujan.
a. Gaya Bahasa yang Ringan
Tere Liye berhasil membalut cerita dalam novel Hujan dengan gaya bahasa yang ringan.
Hal ini memudahkan setiap pembaca untuk memahami alur cerita yang ada di dalam novel tersebut.
Selain itu, gaya bahasa yang ringan juga membuat para pembaca bisa lebih betah dalam menuntaskan novel Hujan, sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak lama.
b. Alur Cerita yang Menarik
Kelebihan berikutnya dari novel Hujan adalah alur cerita yang menarik.
Tere Liye menuliskan alur cerita yang tidak bertele-tele, sehingga membuat pembaca tidak cepat jenuh ketika membaca novel tersebut.
Tidak hanya itu, Tere Liye juga memberikan berbagai macam kejutan dalam narasi yang dia tuliskan, sehingga membuat para pembaca tidak mudah menebak alur cerita dalam novel Hujan ini.
c. Memancing Imajinasi Pembaca
Kelebihan terakhir dari novel Hujan karya Tere Liye adalah memancing imajinasi pembaca.
Latar tempat dan waktu yang berada di masa yang akan datang membuat para pembaca bebas berimajinasi membayangkan situasi yang ada dalam cerita tersebut.
Terlebih, Tere Liye menceritakan benda-benda yang ada di novel tersebut seolah-olah akan ada di masa depan, sehingga memancing imajinasi para pembaca untuk membayangkan hal tersebut.
2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari novel Hujan karya Tere Liye adalah.
a. Karakter Lail yang Kurang Kuat
Penggambaran karakter Lail sebagai tokoh utama dalam novel ini kurang kuat.
Lail digambarkan sebagai sosok gadis yang lemah, mudah menangis, dan tidak memiliki inisiatif.
Hal ini membuat tokoh utama dalam novel Hujan kurang inspiratif bagi para pembaca.
b. Tidak Menyinggung Soal Agama
Novel Hujan lebih banyak membahas tentang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tanpa menyinggung soal agama dalam cerita, seperti ibadah maupun berdoa.
Kesimpulan dan Pesan Moral dalam Novel Hujan
Setidaknya terdapat tiga poin utama yang bisa kamu dapatkan ketika membaca novel Hujan, yaitu.
1. Kisah Persahabatan
Kamu akan menemukan kisah persahabatan yang bisa dijadikan pembelajaran ketika membaca novel Hujan.
Persahabatan Lail dan Esok di pengungsian membuat mereka tumbuh seperti seorang kakak beradik.
Selain itu, persahabatan Lail dan Maryam yang hidup bersama di panti sosial dan saling membantu dalam berbagai macam situasi yang dialami bisa menjadi contoh yang bisa kamu terapkan di kehidupan sehari-hari.
2. Kisah Kasih
Kamu juga bisa menemukan pesan moral berdasarkan hubungan kasih antara Lail dan Esok.
Kedua tokoh yang masih berusia muda ini tidak memahami situasi yang tengah mereka alami.
Hal ini membuat mereka tidak memahami tindakan yang mesti diambil berdasarkan perasaan tersebut.
3. Kisah Melupakan
Pelajaran terakhir yang bisa kamu dapatkan ketika membaca novel Hujan adalah kisah melupakan.
Kamu bisa belajar dari tindakan Lail yang langsung memutuskan untuk melupakan Esok begitu saja karena sakit hati.
Padahal jika Lail bisa memahami situasi dengan baik, menghapus semua ingatan mungkin saja bukanlah keputusan yang baik untuk diambil pada momen tersebut.
Itulah resensi novel Hujan karya Tere Liye. Kamu bisa menemukan resensi novel lainnya dengan membaca artikel yang ada di Penggemar Buku.
1 komentar untuk “Resensi Novel Hujan Karya Tere Liye”
Pingback: Resensi Novel Dikta dan Hukum Karya Dhia’an Farah - Penggemar Buku