Resensi novel Buya Hamka
Siapa saja nih, para Penggemar Buku yang sudah pernah membaca novel biografi Buya Hamka karya Ahmad Fuadi?
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Buya Hamka bukan?
Buya Hamka merupakan salah satu tokoh nasional Islam yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.
Tokoh dengan nama lengkap H. Abdul Malik Karim Amrullah ini berasal dari pinggiran Danau Maninjau, Agam, Sumatra Barat.
Buya Hamka dikenal sebagai salah satu ulama, sastrawan, serta filsuf ternama yang ada di Indonesia.
Selain itu, Buya Hamka juga pernah menjadi seorang jurnalis, penulis, sekaligus pengajar pada masanya.
Nah, novel biografi Buya Hamka ini sendiri ditulis oleh seorang penulis kenamaan Indonesia yang juga berasal dari daerah yang sama dengan tokoh nasional tersebut, yakni Ahmad Fuadi.
Sekedar informasi, Ahmad Fuadi merupakan penulis yang lahir di Bayur, Maninjau, Agam, Sumatra Barat pada 30 Desember 1973.
Lantas bagaimana penggambaran sosok Buya Hamka dalam novel biografi yang ditulis oleh Ahmad Fuadi tersebut?
Berikut resensi lengkap dari novel biografi Buya Hamka yang bisa kamu baca pada bagian berikut ini,
Daftar Isi
ToggleIdentitas Buku
Berikut ini identitas lengkap dari novel Buya Hamka, mulai dari judul hingga harga yang ada di pasaran secara umum.
1. Judul: Buya Hamka
2. Penulis: Ahmad Fuadi
3. Penerbit: Falcon Publishing
4. Terbit: Desember 2021
5. Tebal novel: 364 halaman
6. ISBN: 978-602-6714-73-2
7. Genre: Novel biografi
8. Harga: Rp80 ribu hingga Rp90 ribu
Sinopsis Novel Buya Hamka
Secara umum, novel Buya Hamka menceritakan tentang perjalanan hidup serta perjuangan tokoh nasional asal Sumatra Barat ini sepanjang hidupnya.
Tidak hanya itu, novel ini juga mengungkap sisi kemanusiaan dari seorang Buya Hamka.
Setidaknya terdapat lima tahapan kehidupan Buya Hamka yang diceritakan secara rinci dalam novel karya Ahmad Fuadi ini.
Tahapan-tahapan yang diceritakan dalam novel biografi Buya Hamka adalah.
1. Pencarian Jati Diri
Tahapan ini menceritakan tentang masa muda dari seorang Buya Hamka.
Terlahir dari keluarga penceramah dan kental akan ilmu agama, hubungan Buya Hamka dengan orang tua, khususnya sang ayah ternyata tidak berjalan dengan lancar.
Buya Hamka kecil diketahui jarang berinteraksi dengan ayahnya. Hal ini disebabkan karena sang ayah yang merupakan seorang penceramah cukup disibukkan dengan berdakwah.
Alhasil, sosok orang ayahnya digantikan oleh sang paman yang juga mengenalkan Buya Hamka pada dunia sastra.
Selain itu, keinginan sang ayah yang tidak sejalan dengan dirinya membuat hubungan Buya Hamka dengan orang tua semakin renggang.
Sang ayah memaksa Buya Hamka untuk belajar agama sejak kecil. Akan tetapi, Buya Hamka lebih menikmati dunia sastra dan pidato dibandingkan ilmu agama.
Tahapan ini juga menceritakan tentang perjalanan Buya Hamka ke arab untuk naik haji. Di tanah Arab ini pulalah dia bertemu dengan Agus Salim dan memutuskan untuk kembali ke tanah air.
2. Dunia Penulisan
Tahapan kedua dalam novel ini membahas tentang perjalanan Buya Hamka menjadi seorang penulis.
Buya Hamka membuat berbagai macam tulisan agar bisa mendapatkan penghasilan.
Pada tahapan ini pula dia menikah dengan Siti Raham dan merantau ke Makassar.
Buya Hamka juga pernah menjadi pemimpin redaksi dari majalah Pedoman Masyarakat.
Dirinya berhasil membesarkan majalah ini dari tingkat penjualan kecil hingga besar di pasaran.
3. Pendudukan Jepang
Tahapan berikutnya menceritakan tentang kehidupan Buya Hamka pada masa pendudukan Jepang.
Pada bagian ini kamu bisa melihat sosok Buya Hamka yang vokal dalam menyuarakan hal yang menurutnya benar.
4. Awal Kemerdekaan
Tahapan selanjutnya yang diceritakan dalam novel biografi Buya Hamka adalah pada masa awal kemerdekaan Indonesia hingga 1965.
Pada masa ini, Buya Hamka mulai aktif berpolitik dengan bergabung bersama Masyumi.
Buya Hamka juga pernah berselisih dengan Soekarno dan PKI yang menjadi salah satu partai besar pada periode tersebut.
Akibatnya Buya Hamka pernah mendekam di balik jeruji besi sebagai seorang tahanan politik.
baca juga: Resensi Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata, Lengkap!
5. Pasca Gerakan 30 September 1965
Selepas peristiwa G30S, Buya Hamka bebas dari tahanan. Kemudian pada 1970 dirinya diangkat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama.
Pada masa ini, kamu akan melihat perjalanan Buya Hamka sebagai pendakwah sekaligus pemikir yang berpengaruh di Indonesia.
Kelebihan Novel Buya Hamka
Berikut ini beberapa kelebihan dari novel biografi Buya Hamka, yaitu.
1. Menarik dan Mudah Dipahami
Penulisan Ahmad Fuadi dalam novel biografi ini cukup menarik dan mudah dipahami.
Hal ini membuat para pembaca bisa menikmati cerita yang dituliskan dalam novel tersebut.
2. Cerita yang Detail
Ahmad Fuadi menceritakan perjalan hidup Buya Hamka secara detail dalam novel tersebut, dari masa kecil hingga akhir hayatnya.
3. Menggabungkan Fakta Sejarah dan Cerita Fiksi
Kelebihan lain dari novel ini terletak pada penggabungan antara fakta sejarah dan cerita fiksi dalam penulisannya.
Ahmad Fuadi bisa menggabungkan kedua unsur tersebut dengan baik, sehingga menjadi menarik untuk dibaca.
4. Menginspirasi dan Memotivasi
Kamu akan mendapatkan berbagai macam inspirasi dan motivasi ketika membaca kisah perjalan hidup dari Buya Hamka dalam novel biografi ini.
5. Meningkatkan Pengetahuan tentang Islam
Para pembaca juga bisa meningkatkan pengetahuan tentang Islam dengan membaca perjalanan hidup Buya Hamka sekaligus pemikiran dari tokoh nasional tersebut.
Kekurangan Novel Buya Hamka
Meskipun memiliki banyak kelebihan, novel Buya Hamka juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan, seperti.
1. Pembahasan Sisi Pribadi Buya Hamka yang Kurang Mendalam
Secara umum novel biografi ini menceritakan tentang perjalanan hidup Buya Hamka, sehingga kurang menyoroti sisi pribadi dari tokoh nasional tersebut.
2. Sudut Pandang yang Terbatas
Seperti halnya biografi lainnya, pembaca akan mendapati sudut pandang terbatas ketika membaca novel tersebut.
Hal ini membuat pembaca tidak mengetahui secara langsung cerita dari sudut pandang pertama atau dari Buya Hamka.
3. Kurangnya Kritik Terhadap Buya Hamka
Secara keseluruhan, novel ini membahas tentang hal positif dari Buya Hamka, sehingga kurang memberikan kritik kepada tokoh tersebut.
Perkembangan Karakter dalam Novel Buya Hamka
Kamu akan mendapatkan perkembangan karakter dari Buya Hamka ketika membaca novel biografi yang satu ini.
Pada masa mudanya, Buya Hamka merupakan sosok yang cerdas dan penuh dengan rasa ingin tahu.
Selain itu, dirinya cukup berani dan vokal dalam menyuarakan berbagai hal yang menurutnya tidak berjalan semestinya, seperti adanya ketidakadilan sosial maupun lainnya.
Kemudian memasuki masa dewasa, Buya Hamka tumbuh sebagai salah satu pemikir sekaligus ulama besar yang diperhitungkan pada periode waktu tersebut.
Tidak hanya itu, Buya Hamka juga aktif dalam menuliskan berbagai macam karya, baik di bidang sejarah, agama, maupun sastra.
Memasuki masa tua, Buya Hamka menjadi salah satu sosok yang dihormati, khususnya bagi kalangan ulama maupun tokoh nasional.
Pemikiran yang ditampilkan Buya Hamka sepanjang hidupnya menjadi warisan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Kesimpulan Novel Buya Hamka
Secara keseluruhan, novel Buya Hamka menghadirkan kisah inspiratif yang bisa dipahami oleh para pembaca tentang tokoh nasional tersebut.
Para pembaca bisa mengambil pelajaran dari keteguhan iman, keberanian, hingga dedikasi Buya Hamka dalam memperjuangkan segala hal kebaikan yang menurutnya harus dilakukan.
Dengan memahami nilai-nilai yang ada di dalam novel ini, para pembaca bisa mengambil berbagai macam pelajaran yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah resensi lengkap dari novel biografi Buya Hamka karya Ahmad Fuadi. Dapatkan informasi bermanfaat lainnya, mulai dari resensi buku, rekomendasi bacaan, hingga biografi penulis dengan membaca artikel yang ada di Penggemar Buku.
1 komentar untuk “Resensi Novel Biografi Buya Hamka Karya Ahmad Fuadi”
Pingback: Resensi Novel Perahu Kertas Karya Dee Lestari - Penggemar Buku