Search
Close this search box.

Rekomendasi Novel Klasik Indonesia

novel klasik indonesia

BAGIKAN

Siapa saja nih, kamu di sini yang suka membaca novel klasik Indonesia?

Novel klasik Indonesia merupakan salah satu jenis karya sastra yang patut kamu baca sebagai seorang penggemar buku.

Sebab, kisah-kisah yang terdapat dalam novel klasik ini mungkin tidak bisa kamu temui pada karya sastra lain yang terbit pada saat ini.

Dalam artikel ini, Penggemar Buku akan membagikan beberapa rekomendasi novel klasik Indonesia yang bisa menjadi referensi bacaanmu.

Pastikan untuk membaca artikel ini hingga bagian akhir agar kamu bisa mendapatkan tambahan referensi bacaan novel klasik Indonesia secara keseluruhan.

Berikut tujuh rekomendasi novel klasik Indonesia yang bisa kamu baca, yaitu.

1. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Rekomendasi novel klasik Indonesia pertama yang bisa kamu baca adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Novel klasik ini ditulis oleh salah satu penulis kenamaan sekaligus ulama besar di Indonesia, yakni Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Buya Hamka.

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pertama kali diterbitkan pada 1939 silam.

Ketenaran Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck membuat novel klasik yang satu ini pernah diadaptasi ke dalam film layar lebar pada 2013 lalu dengan judul yang sama dan dibintangi oleh aktor maupun aktris kenamaan Indonesia, seperti Pevita Pearce, Junot, Reza Rahadian, dan lainnya.

Novel klasik ciptaan Buya Hamka ini berkisah tentang kisah cinta sepasang sejoli yang kandas karena adanya perbedaan latar belakang sosial dan kebudayaan.

2. Ronggeng Dukuh Paruk

Novel klasik berikutnya yang bisa menjadi rekomendasi bacaanmu adalah Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.

Ronggeng Dukuh Paruk ini pertama kali diterbitkan pada 1982 silam dan pernah diadaptasi menjadi film layar lebar dengan judul Sang Penari pada 2011 lalu.

Novel ini berkisah tentang Srintil yang menjadi penari ronggeng baru di daerah Dukuh Paruk.

Srintil menggantikan penari ronggeng terakhir yang sebelumnya sudah meninggal pada 12 tahun silam.

Posisi Srintil yang menjadi seorang penari ronggeng membuat dirinya menjadi salah satu tokoh terkenal yang disukai oleh masyarakat di daerah tersebut.

Semua orang dari berbagai kalangan ingin dekat dengan dirinya.

Namun situasi ini berubah setelah pada 1965 kondisi yang ada di Dukuh Paruk berubah total.

Daerah tersebut luluh lantak akibat kondisi yang tidak kondusif. Hal inilah yang nantinya menyadarkan Srintil bahwa situasi yang sedang dia alami tidak baik-baik saja.

3. Gadis Pantai

Gadis Pantai menjadi rekomendasi novel klasik selanjutnya yang bisa kamu tambahkan dalam daftar bacaan yang dimiliki.

Novel klasik ini ditulis oleh salah satu tokoh sastra kenamaan yang ada di Indonesia, yakni Pramoedya Ananta Toer dan diselesaikan saat dirinya diasingkan ke Pulau Buru.

Cerita yang diangkat dalam novel Gadis Pantai ini membahas penindasan yang terjadi akibat adanya feodalisme yang terjadi pada periode waktu tersebut.

Pembahasan cerita yang berisi tentang kritik sosial ini membuat novel tersebut sempat dilarang beredar pada masa Orde Baru.

Bahkan, novel Gadis Pantai ini diyakini merupakan bagian dari cerita trilogi yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.

Namun, dua novel lain yang berkaitan dengan Gadis Pantai tidak pernah ditemukan hingga saat ini.

4. Bumi Manusia

Rekomendasi novel klasik berikutnya yang bisa kamu baca adalah Bumi Manusia.

Novel ini masih ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dan pernah diadaptasi menjadi film layar lebar dengan judul yang sama pada 2019 silam.

Bumi Manusia ini sendiri merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.

Kisah yang diangkat pada novel ini mengambil latar waktu pada awal abad ke-20.

Novel ini menceritakan tentang kisah tokoh utama, yakni Minke yang berasal dari golongan priyayi.

Namun, dirinya berusaha untuk lepas dari lingkup ke-priyayi-annya tersebut dan ingin memiliki jiwa Eropa yang menjadi kiblat peradaban pada periode tersebut.

Pergolakan yang dialami oleh Minke inilah yang menjadi alur cerita yang dibahas dalam novel tersebut.

5. Arok Dedes

Masih dari penulis yang sama, rekomendasi novel klasik berikutnya yang bisa kamu baca adalah Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer.

Novel ini juga menjadi buku pertama dari Tetralogi Arok Dedes. Lanjutan dari novel ini adalah Mata Pusaran, Arus Balik, dan Mangir.

Arok Dedes berkisah tentang kudeta politik pertama yang terjadi di tanah Jawa, khususnya pergolakan yang menjadi kejatuhan Negeri Tumapel yang pada saat itu menjadi bagian dari Kerajaan Kediri.

Beberapa tokoh utama yang menjadi pusat cerita dalam novel ini di antaranya Arok, Dedes, dan Tunggul Ametung.

Kudeta yang berdarah-darah tersebut berakhir dengan Arok yang berhasil memegang tampuk kekuasaan sekaligus menikah dengan Dedes.

6. Sitti Nurbaya

Sitti Nurbaya menjadi rekomendasi novel berikutnya yang bisa kamu tambahkan dalam daftar bacaan yang dimiliki.

Novel dengan judul lengkap Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai ini ditulis oleh Marah Rusli dan pertama kali diterbitkan pada 1922.

Cerita yang dibahas dalam novel ini berkisah tentang kehidupan sosial yang terjadi di tengah masyarakat.

Selain itu, novel Sitti Nurbaya juga menggambarkan pertentangan antara budaya Minangkabau dan Eropa, atau dalam hal ini Belanda yang terjadi pada periode waktu tersebut.

Secara umum, novel karya Marah Rusli ini berkisah tentang kisah cinta antara Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri.

Siti Nurbaya yang pada saat itu mesti berpisah dengan Samsul Bahri yang harus berangkat ke Batavia untuk melanjutkan pendidikan justru dijodohkan dengan salah satu orang kaya yang ada di daerahnya, yakni Datung Maringgih.

Perjodohan ini mesti terjadi agar ayah dan keluarga Sitti Nurbaya bisa terbebas dari hutang .

Pergolakan kisah asmara yang dialami Sitti Nurbaya inilah yang menjadi salah satu bahasan utama dalam novel klasik tersebut.

7. Layar Terkembang

Layar Terkembang merupakan rekomendasi novel klasik berikutnya yang bisa kamu jadikan referensi bacaan berikutnya.

Novel klasik yang satu ini ditulis oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan pertama kali diterbitkan pada 1936 lalu.

Secara umum, novel Layar Terkembang ini mengangkat kisah perjuangan seorang wanita di Indonesia pada periode tersebut.

Novel ini menceritakan tentang dua orang kakak beradik yang memiliki karakter berbeda satu sama lain, yakni Tuti dan Maria.

Tuti merupakan seorang wanita yang memiliki pemikiran idealis dan tergabung dalam sebuah organisasi pergerakan wanita.

Dirinya gencar mengumandangkan emansipasi hak-hak wanita yang pada saat itu masih belum terlalu diperhatikan.

Pemikirannya inilah yang membentuk karakter Tuti menjadi pribadi yang serius dan tegas.

Sifat berbeda justru dimiliki oleh sang adik, Maria. Dirinya digambarkan memiliki sifat baik dan ceria.

Bahkan terkadang Maria cenderung ceroboh dalam mengambil setiap keputusan.

Kisah perjalan hidup dua kakak beradik inilah yang menjadi pembahasan dalam novel karangan Sutan takdir Alisjahbana tersebut.

Itulah berapa rekomendasi novel klasik Indonesia yang bisa kamu baca dan nikmati kisah-kisah di dalamnya hingga saat ini. Dapatkan informasi bermanfaat lainnya dengan membaca setiap artikel yang ada di Penggemar Buku. (Irfan Jumadil Aslam)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top