Siapa sih, Penggemar Buku yang tidak mengenal nama salah satu penulis kondang yang ada di Indonesia, yaitu Pidi Baiq? Kali ini Penggemar Buku akan membahas biografi dari penulis yang berasal dari Bandung tersebut.
Kamu pasti pernah membaca karya-karya yang pernah dituliskan oleh Pidi Baiq.
Salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah serial novel Dilan yang pertama kali terbit pada 2014 lalu.
Bahkan novel dengan judul Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 tersebut juga diadaptasi dalam film layar lebar yang disutradarai langsung oleh Pidi Baiq bersama Fajar Bustomi.
Tidak tanggung-tanggung, film Dilan 1990 berhasil mendapatkan 6 juta lebih penonton dan memenangkan beberapa penghargaan bergengsi yang ada di Indonesia.
Meskipun identik sebagai seorang penulis, tahukah kamu bahwa dunia tulis menulis bukanlah satu-satunya hal yang digeluti oleh Pidi Baiq?
Simak jawaban dari pertanyaan tersebut dalam ulasan tentang perjalanan hidup Pidi Baiq berikut ini.
Daftar Isi
ToggleRiwayat Pendidikan
Pidi Baiq lahir di Bandung pada 8 Agustus 1972 lalu. Penulis yang akrab disapa dengan sebutan ‘Ayah’ oleh para penggemarnya ini merupakan lulusan salah satu kampus negeri terbaik yang ada di Indonesia, yakni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.
Meskipun demikian, Pidi Baiq diketahui tidak pernah mengambil ijazah kelulusannya dari kampus yang berada di Bandung, Jawa Barat tersebut.
Selain menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung, Pidi Baiq diketahui juga pernah menuntut ilmu ke Belanda.
Di Negeri Kincir Angin tersebut, Pidi Baiq belajar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu filsafat dan seni.
Pekerjaan Sebelum Menjadi Penulis
Nama Pidi Baiq sebenarnya sudah dikenal luas oleh publik bahkan sebelum menjadi seorang penulis kenamaan.
Sosok Pidi Baiq setidaknya pertama kali mulai dikenal pada 1995, ketika dirinya mendirikan sebuah grup band dengan nama The Panas Dalam.
Selain itu, Pidi Baiq juga dikenal sebagai seorang ilustrator maupun komikus. Pada 1998 lalu, Pidi Baiq pernah bekerja di PT Pos Indonesia sebagai seorang ilustrator.
Di perusahaan milik negara tersebut, Pidi Baiq membuat 17 ilustrasi perangko yang digunakan sebagai syarat untuk berkirim surat pada periode waktu tersebut.
Tidak hanya itu, Pidi Baiq juga pernah merilis sebuah komik dengan judul Bandung, Pahlawan Pembela Kebetulan: Kasus Tikus Tarka pada 1997 silam.
Meskipun kelihatannya suka nyeleneh, Pidi Baiq ternyata juga pernah menjadi salah satu dosen di Institut Teknologi Bandung.
Dengan segala kemampuannya tersebut, Pidi Baiq dikenal sebagai sosok seniman yang multitalenta.
Perjalanan Karir Menulis Pidi Baiq
Ketertarikan Pidi Baiq terhadap dunia tulis menulis sebenarnya sudah muncul semenjak dirinya berusia dini.
Ibu dan kakak perempuannya merupakan dua sosok yang memberikan pengaruh besar kepada dirinya untuk mengenal lebih dalam tentang dunia sastra.
Terlebih, ibu dari Pidi Baiq merupakan salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pidi Baiq sering meminjam beberapa buku karangan dari para penulis ternama, seperti Taufik Ismail, Iwan Simatupang, hingga WS Rendra.
Tidak hanya itu, Pidi Baiq juga memiliki ketertarikan terhadap cerita pendek yang ditulis oleh Sarlito Wirawan Sarwono di Majalah Gadis dan tulisan-tulisan Goenawan Mohamad yang dimuat di Majalah Tempo.
Penghargaan yang Pernah Diterima
Pidi Baiq pernah mendapatkan penghargaan sebagai Writer of the Year dari Ikatan Penerbit Indonesia atau IKAPI pada 2017 lalu.
Selain itu, film yang disutradarai Pidi Baiq, yakni Dilan 1990 juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, seperti Movie of the Year dari Indonesia Choice Awards 2018, Film Terfavorit dari Indonesian Movie Actors Awards 2018, dan kategori Film Layar Lebar di SCTV Awards 2018.
Pesan Pidi Baiq bagi Para Penggemar Buku
Terkadang Pidi Baiq menyelipkan beberapa kata-kata bijak dalam novel yang ditulisnya. Berikut ini beberapa contoh pesan bijak yang pernah ditulis Pidi Baiq dalam novel ciptaannya.
1. “Kalau kamu benar, jangan merasa paling benar. Aku pun kalau salah, tidak akan merasa paling salah.”
2. “Jika doa bukan sebuah permintaan, setidaknya itu adalah sebuah pengakuan atas kelemahan diri manusia dihadapan Tuhannya.”
3. “Biar bagaimanapun tidak ada yang akan baik-baik saja tentang sebuah perpisahan, dan itu adalah perasaan sedihnya, bagaimana kita memulai dari awal, dan kemudian mengakhirinya di tempat yang sama.”
4. “Kalau kau terlalu ambisius ingin berhasil, dengan sendirinya kau sedang menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan.”
5. “Jika keberhasilan karyamu diukur dari banyaknya rating, maka kau bukan seniman, melainkan buruh seni.”
Karya-karya Pidi Baiq
Pidi Baiq berhasil menuliskan beberapa karya sepanjang karirnya menjadi seorang penulis, seperti.
1. Drunken Monster: Kumpulan Kisah Tidak Teladan (2008).
2. Drunken Molen: Kumpulnya Kisah Tidak Teladan (2008).
3. Drunken Mama: Keluarga Besar Kisah-kisah Non Teladan (2009).
4. Drunken Marmut: Ikatan Perkumpulan Cerita Teladan (2009).
5. Al-Asbun Manfaatulngawur (2010).
6. At-Twitter: Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012).
7. S.P.B.U: Dongeng Sebelum Bangun (2012).
8. Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (2014).
9. Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 (2015).
10. Milea: Suara Dari Dilan (2016).
11. Ancika: Dia yang Bersamaku di Tahun 1995 (2021).
Tidak hanya buku, Pidi Baiq juga pernah menjadi penulis sekaligus sutradara dari beberapa film, yaitu.
1. Baracas: Barisan Anti Cinta Asmara (2017).
2. Dilan 1990 (2018).
3. Koboy Kampus (2019).
4. Dilan 1991 (2019).
5. Milea: Suara dari Dilan (2020).
Itulah biografi dari Pidi Baiq. Kamu bisa mengetahui biografi penulis ternama Indonesia lainnya dengan membaca artikel lain yang ada di Penggemarbuku.com.
1 komentar untuk “Biografi Pidi Baiq, Penulis Serial Novel Dilan”
Pingback: 5 Rekomendasi Buku Terbaik Raditya Dika, Apa Saja? - Penggemar Buku