Search
Close this search box.

Biografi Iwan Simatupang, Penulis Novel Ziarah

biografi iwan simatupang

BAGIKAN

Apakah kamu tahu biografi dan profil lengkap dari Iwan Simatupang?

Iwan Simatupang merupakan salah satu sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia kesusastraan Indonesia.

Karya yang dituliskan oleh penulis yang satu ini mendapatkan pengakuan dan tempat tersendiri bagi dunia sastra.

Salah satu karya fenomenal yang ditulis oleh Iwan Simatupang adalah Ziarah.

Novel yang pertama kali terbit pada 1969 ini berhasil menghantarkan nama Iwan Simatupang menjadi salah satu sastrawan yang diperhitungkan di Indonesia.

Bahkan kritikus sastra kenamaan Indonesia, Hans Bague Jassin atau yang lebih dikenal dengan panggilan HB Jassin menyebutkan bahwa novel Ziarah ciptaan Iwan Simatupang merupakan sebuah terobosan baru dalam dunia kesusastraan Indonesia.

Kali ini Penggemar Buku akan membagikan biografi lengkap dari Iwan Simatupang, mulai dari biodata hingga penghargaan yang pernah dia raih.

Bagi kamu yang penasaran dengan kisah dari penulis kenamaan Indonesia ini, pastikan untuk menyimak ulasan berikut hingga bagian akhir agar bisa mendapatkan informasi terkait Iwan Simatupang secara keseluruhan.

Biodata Iwan Simatupang

Berikut ini biodata lengkap dari Iwan Simatupang, yakni.

1. Nama lengkap: Iwan Martua Dongan Simatupang

2. Tempat dan tanggal lahir: Sibolga, Sumatra Utara, 18 Januari 1928

3. Meninggal dunia: Jakarta, 4 Agustus 1970

4. Pendidikan: Hogere Burgerschool, Fakultas Kedokteran di Surabaya (1953), Antropologi di Leiden (1956), Drama di Amsterdam (1957), dan Filsafat di Prancis (1958)

5. Pekerjaan: Penulis, dosen, dan wartawan

Profil Singkat

Iwan Simatupang lahir di Sibolga, Sumatra Utara pada 18 Januari 1928.

Penulis dengan nama lengkap Iwan Martua Dongan Simatupang ini lahir dan besar di dalam lingkungan keluarga yang Islami.

Masa kecil Iwan banyak dihabiskan di Aceh. Kemudian pada masa remaja dia bersama keluarganya kembali ke Sibolga dan menghabiskan waktu di daerah kelahirannya tersebut.

Iwan Simatupang pernah menempuh pendidikan lanjutan di Padang Sidempuan. Namun, dirinya berhenti dari jenjang pendidikan tersebut karena mesti bergabung dengan pasukan untuk berperang melawan Belanda.

Situasi ini dialami Iwan pada 1948. Dirinya bergabung dengan pasukan yang berperang melawan belanda dan menjadi komandan dari pasukan Tentara Republik Indonesia Pelajar atau TRIP.

Selain itu, dirinya juga menjadi pemimpin dari organisasi Pemuda Indonesia di wilayah Sumatra Utara.

Hal ini membuat dirinya tertangkap dan sempat ditahan pada 1949.

Meskipun demikian, proses penahanan ini tidak berlangsung lama dan dia dibebaskan beberapa waktu kemudian.

Selepas dari masa tahanan, Iwan Simatupang kembali melanjutkan pendidikannya di Hoogere Burger School atau HBS.

Setelah menyelesaikan masa sekolah di HBS, dirinya melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran di Surabaya pada 1953.

Akan tetapi Iwan Simatupang tidak menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran ini.

Hal ini disebabkan karena dirinya yang tidak tahan dengan darah.

Meskipun demikian, pada 1954 Iwan Simatupang berhasil mendapatkan beasiswa ke Eropa dan mempelajari beberapa bidang keilmuan, seperti antropologi di Leiden pada 1956, drama di Amsterdam pada 1957, dan filsafat di Paris pada 1958.

Pada 1955, dirinya bertemu dengan Corinne Imalda de Gaine atau Corry yang nantinya akan menjadi istri dari Iwan Simatupang.

Pernikahan antara Iwan Simatupang dengan Corry ini terjadi di Amsterdam pada 2 Desember 1955. Iwan Simatupang mendapatkan dua orang anak dari pernikahannya bersama Corry, yakni Ino Alda dan Ion Partibi.

Pada 1960, Iwan Simatupang mesti berpisah dengan Corry yang meninggal dunia akibat penyakit tifus.

Setahun berselang, dia kembali menikah dengan Tanneke Burki dan mendapatkan seorang anak bernama Violeta.

Akan tetapi pernikahan ini tidak bertahan lama usai Iwan dan Tanneke berpisah pada 1964.

Iwan Simatupang menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta pada 4 Agustus 1970 setelah berjibaku dengan penyakit lever yang dideritanya.

Awal Karir Penulis Iwan Simatupang

Kebiasaan menulis Iwan Simatupang bermula ketika dirinya pindah ke Jakarta usai tidak menyelesaikan pendidikan kedokteran di Surabaya.

Ketika pindah ke Jakarta, Iwan Simatupang mulai membaca banyak tulisan yang berkaitan dengan masalah kebudayaan.

Dari kebiasaan inilah Iwan Simatupang mulai menulis dan mengirimkan tulisannya ke media, seperti Mimbar Indonesia dan Siasat.

Karir kepenulisan Iwan Simatupang semakin mendalam usai istrinya meninggal akibat penyakit tifus pada 1960.

Kematian istrinya ini cukup memberikan dampak yang sangat besar dan meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi Iwan Simatupang.

Kenangan terhadap istrinya inilah yang mendorong Iwan Simatupang untuk menulis novel Ziarah yang nantinya akan terbit sembilan tahun berselang, yakni pada 1969.

Meskipun demikian, Ziarah bukanlah novel pertama yang diterbitkan oleh novelis kenamaan ini.

Novel pertama yang diterbitkan oleh Iwan Simatupang adalah Merahnya Merah yang terbit pada 1968.

Selain Ziarah dan Merahnya Merah, terdapat dua novel lain yang diterbitkan Iwan Simatupang di sepanjang karir kepenulisannya, yakni Kering pada 1969 dan Koong pada 1975.

Pendobrak Sastra Konvensional

Iwan Simatupang dianggap sebagai sastrawan yang membawa angin baru dalam dunia kesusastraan Indonesia lewat karya-karyanya yang dianggap inkonvensional.

Para periode waktu tersebut, Iwan Simatupang dianggap sebagai penulis Indonesia yang paling banyak mendapatkan sorotan, baik dari dalam maupun luar negeri.

HB Jassin bahkan menyebutkan bahwa novel yang dituliskan oleh Iwan Simatupang merupakan sebuah hal yang baru dan menghadirkan kebaruan dalam dunia kesusastraan Indonesia.

Karya-karya Iwan Simatupang

Iwan Simatupang berhasil menorehkan berbagai macam karya di sepanjang hidupnya.

Karya yang dituliskannya ini tidak hanya berbentuk novel saja, tetapi juga dalam bentuk lainnya, seperti puisi, cerpen, dan lain-lain.

Adapun karya-karya yang pernah ditulis Iwan Simatupang di sepanjang karir kepenulisannya adalah.

1. Merahnya Merah (1968)

2. Ziarah (1969)

3. Kering (1969)

4. Koong (1975)

5. Kumpulan cerpen yang berjudul Tegak Lurus dengan Langit (1982)

6. Kumpulan puisi dengan judul Ziarah Malam (1993)

Penghargaan Iwan Simatupang

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, nama Iwan Simatupang memang dikenal sebagai salah satu sastrawan yang memiliki pengaruh besar dalam dunia kesusastraan Indonesia.

Tidak heran, penulis yang satu ini berhasil menorehkan berbagai macam prestasi dan penghargaan di sepanjang karir kepenulisannya.

Berikut ini beberapa jenis penghargaan yang berhasil diraih oleh Iwan Simatupang, yakni.

1. Hadiah dari majalah Sastra atas esai “Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air” pada 1963.

2. Hadiah Sastra Nasional pada 1970 lewat novel Merahnya Merah.

3. Hadiah dari Yayasan Buku Utama Departemen P dan K pada 1975 lewat novel Koong.

4. Hadiah Sastra Asia atau SEA Write Award pada 1977 atas novel Ziarah.

5. Dua novel Iwan Simatupang, yakni Ziarah dan Kering diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris, masing-masing dengan judul The Pilgrim pada 1975 dan Drought pada 1978.

Itulah biografi lengkap dari Iwan Simatupang. Ikuti terus artikel terbaru yang ada di Penggemar Buku agar kamu bisa mendapatkan berbagai macam informasi bermanfaat lainnya. (Irfan Jumadil Aslam)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top