Tsundoku adalah salah satu istillah yang populer dilkalangan penggemar buku.
Nah sobat Penggemar Buku pernah ga mendengar istilah tsundoku?
Bisa jadi kamu merupakan salah satu orang yang termasuk dalam definisi tsundoku tersebut.
Dalam artikel ini Penggemar Buku akan mengupas tuntas tentang istilah yang berasal dari Bahasa Jepang ini.
Jadi simak artikel ini hingga bagian akhir ya, agar kamu bisa mengetahui penjelasan tentang istilah tsundoku secara lengkap.
Daftar Isi
ToggleTsundoku Adalah
Tsundoku merupakan istilah dalam Bahasa Jepang yang menggambarkan tentang sifat seseorang dalam membeli sebuah buku.
Istilah ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni tsunde-oku dan dokusho.
Kata tsunde-oku berarti menumpuk atau menyimpan. Sementara itu, kata dokusho memiliki makna membaca buku.
Dari penggalan dua kata tersebut, istilah tsundoku adalah makna tentang gambaran sebuah keadaan di mana seseorang memiliki banyak sekali bahan bacaan, tetapi dibiarkan menumpuk tanpa membaca.
Istilah ini juga bisa ditujukan kepada orang-orang yang gemar membeli banyak sekali buku, tetapi tidak pernah menyelesaikan bacaan-bacaan yang sudah dibelinya.
Sejarah Istilah Tsundoku
Istilah tsundoku diketahui sudah mulai ada sejak Zaman Meiji di Jepang pada pertengahan abad ke-19 lalu. Dilansir dari laman Open Culture, istilah ini pada awalnya merupakan kata umpatan yang digunakan oleh masyarakat pada masa tersebut.
Penjelasan lain tentang asal muasal istilah ini disampaikan oleh Profesor Andrew Gerstle, salah satu dosen di University of London.
Dikutip dari laman BBC, Profesor Andrew Gerstel menjelaskan bahwa istilah tsundoku pertama kali ditemukan dalam sebuah media cetak di Jepang pada 1879.
Istilah ini ditulis oleh Mori Senzo dalam kalimat ‘Tsundoku Sensei‘ yang bermakna sindiran kepada guru yang memiliki banyak buku tetapi tidak membacanya.
Apakah Tsundoku Berbahaya?
Jika dirimu merasa memiliki perilaku tsundoku, maka kamu harus berhati-hati dan mulai mencari solusi agar bisa mengontrol kebiasaan tersebut.
Sebab jika sudah tidak bisa mengendalikan perilaku ini, maka kamu akan kesulitan dalam mengatur keuangan yang dimiliki.
Kebiasaan tsundoku mendorong orang untuk selalu membeli buku yang mereka inginkan. Hal ini sangat berbahaya jika buku yang dibeli tersebut tidak dibaca nantinya.
Selain boros dalam hal keuangan, buku-buku yang tidak dibaca akan bisa menumpuk dan memenuhi rumah jika sudah berjumlah terlalu banyak.
Bisa jadi buku yang sudah menumpuk terlalu banyak tersebut akan menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi, sehingga uang yang kamu keluarkan untuk membeli bacaan tersebut akan terbuang sia-sia.
Oleh sebab itu, kamu harus bisa memahami dan mengontrol diri sendiri agar terhindar dari perilaku yang satu ini.
Bagaimana Menyiasati Tsundoku?
Perilaku tsundoku bisa menyerang siapa saja, khususnya bagi kamu yang memiliki ketertarikan khusus dalam hal membaca buku.
Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada solusi ketika kamu merasa sudah terjebak dalam perilaku yang satu ini.
Terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menyiasati perilaku tsundoku, yaitu.
1. Menyisihkan Waktu untuk Membaca
Kamu bisa meluangkan waktu untuk membaca setiap harinya. Membaca buku merupakan satu-satunya cara agar koleksi yang dimiliki dan belum dibaca bisa berkurang.
Sebagai awalan kamu bisa menyisihkan waktu sedikit demi sedikit terlebih dahulu untuk membangun kebiasaan membaca di dalam diri.
Setelah terbiasa, kamu dapat meningkatkan waktu bacamu dibandingkan sebelumnya agar jumlah bacaan yang diselesaikan lebih banyak lagi.
Ingat, semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk membaca, akan semakin banyak pula informasi yang didapatkan dari bacaan tersebut, sehingga buku yang sudah dibeli tidak tergeletak dan sia-sia begitu saja.
2. Menyusun Daftar Bacaan
Langkah berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah dengan menyusun daftar bacaan yang ingin dibaca.
Hal ini bertujuan agar kamu bisa mengetahui buku apa saja yang akan kamu baca berikutnya.
Selain itu dengan menyusun daftar bacaan kamu bisa mengetahui dan mengelompokkan koleksi buku apa saja yang sudah selesai maupun yang belum tuntas dibaca.
3. Meminjam Buku di Perpustakaan
Cara lain yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari perilaku tsundoku adalah dengan meminjam buku di perpustakaan.
Meminjam buku di perpustakaan akan memungkinkanmu untuk tidak menumpuk banyak sekali bacaan di rumah.
Apalagi terdapat batasan waktu tertentu yang harus dipenuhi ketika meminjam buku di perpustakaan, sehingga kamu harus bisa menyelesaikan sebuah bacaan dalam waktu cepat.
Pada saat ini banyak sekali perpustakaan yang bisa kamu kunjungi dan memiliki koleksi buku yang sangat beragam.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan layanan digital dari perpustakaan, seperti aplikasi iPusnas milik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Aplikasi ini memungkinkanmu untuk meminjam koleksi yang ada di Perpusnas dalam bentuk ebook. Fasilitas ini memudahkanmu agar bisa mengakses dan membaca buku dari mana saja.
4. Menggunakan Aplikasi Pelacak Buku
Kemajuan teknologi pada saat ini juga bisa membantumu dalam mengatasi perilaku tsundoku, salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi pelacak buku.
Aplikasi ini memungkinkanmu untuk mengetahui buku apa saja yang sudah dibaca.
5. Mendonasikan atau Menjual Buku yang Tidak Dibaca
Kamu juga bisa mendonasikan atau menjual buku yang tidak dibaca. Banyak lembaga maupun organisasi yang bisa kamu berikan koleksi buku yang sudah tidak dibaca lagi.
Mendonasikan dan menjual buku membuat koleksi yang kamu miliki berkurang dan tidak menumpuk banyak. Selain itu, hal ini juga akan memiliki manfaat, baik bagi dirimu sendiri maupun orang lain.
6. Hindari Toko Buku
Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari perilaku tsundoku adalah menghindari toko buku, baik toko fisik maupun di marketplace.
Sebab, datang ke toko buku akan membuatmu tergiur membeli bacaan yang mungkin tidak diniatkan untuk dibeli sebelumnya.
Dengan menghindari toko buku, maka kamu akan bisa terhindar dari kebiasaan membeli buku secara berlebihan.
Penyebab Perilaku Tsundoku
Berikut ini beberapa penyebab yang bisa membuat seseorang memiliki perilaku tsundoku, yaitu.
1. Kondisi Finansial Sedang Baik
Keadaan finansial yang baik menjadi penyebab utama seseorang memiliki perilaku tsundoku. Sebab tidak mungkin seseorang bisa membeli banyak buku secar terus menerus tanpa memiliki kondisi finansial yang memadai.
2. Buku Adalah Investasi
Kamu tentu pernah mendengarkan istilah bahwa buku merupakan salah satu bentuk investasi. Akan tetapi, pemaknaan yang salah dari istilah ini bisa menyebabkanmu memiliki perilaku tsundoku.
Sebab, membeli banyak buku dengan tujuan untuk dibaca di kemudian hari akan membuatmu terjebak dalam perilaku tsundoku ini.
3. Buku Bisa Bermanfaat untuk Siapa Saja
Sama seperti poin sebelumnya, anggapan buku bisa bermanfaat bagi siapa saja bisa membuat seseorang terjebak dalam perilaku tsundoku.
Jika tidak bisa mengontrol bacaan yang dibutuhkan, maka kamu bisa terjebak untuk membeli berbagai macam buku yang mungkin tidak terlalu kamu butuhkan untuk diri sendiri.
Itulah ulasan lengkap tentang perilaku tsundoku. Jangan sampai kamu terjebak dalam perilaku yang satu ini ya.